Sunday, December 28, 2014

Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks

 



        Pada fungsi ini bahasa menjadi penarik yang mempercepat berkembangnya penguasaan ilmu pengetahuan siswa. Perkembangan pengetahuan siswa seiring dan seirama dengan perkembangan kemampuan berbahasa. Kemahiran menguasai makna dan struktur bahasa Indonesia sekaligus menjadi kekayaan pengetahuannya.
Kemampuan berbahasa menghela kecakapan siswa dalam mengiteraksikan hasil pemikiran baik secara tertulis maupun vebal pada interkasi sosial dalam menudukung pengungkapan pikiran dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, hukum, maupun industri. Peran memediakan pikiran secara tertulis kini makin penting dalam kehidupan sejalan dengan pertumbuhan pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin cepat.
 Istilah Berbasis Teks
Istilah teks, juga sering disebut genre adalah satuan bahasa yang dimediakan secara tertulis atau lisan dengan tata organisasi tertentu untuk mengungkapkan makna dalam konteks tertentu pula. Riyadi menyatakan bahwa teks adalah bahasa yang sedang digunakan dalam konteks tertentu. Pandangan tersebut menyatakan bahwa teks dapat muncul dalam bentuk lisan maupun tulisan yang tidak terlepas dari sistem bahasa pada konteksnya.
Istilah teks sering disepadankan dengan istilah genre karena kegiatan berbahasa merupakan proses sosial yang berproses secara bertahap untuk mencapai tujuan tertentu sebagaimana dinyatakan Wiratno yang merujuk pada Martin&Rose (2003).
Genre berkaitan dengan latar belakang budaya dan sosial yang mendasari tercipta suatu teks. Karena itu, mengenali teks secara mendalam tak akan lepas dari nilai-nilai budaya yang melatarinya dan tujuan sosial mendasarinya. Analisis lebih jauh melalui teks tertentu dapat dikenali pula nilai-nilai spiritual atau moral yang melandasi tumbuhnya tujuan sosial maupun nilai-nilai budaya. Analisis seperti ini dapat membawa pemahaman tentang dimensi genre secara luas di samping pengenalan secara sempit tentang jenis teks yang menjadi bahan kajian.
Teks atau genre bisa sebagai wacana (discourse). Istilah wacana menurut kamus besar merupakan  (1) komunikasi verbal; percakapan; (2) lingkungan keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan; (3) lingkungan satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti novel, buku, artikel, pidato atau khutbah; (4) lingkungan atau prosedur berpikir secara sistematis; kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat; (5) pertukaran ide secara verbal.
Membedakan teks, genre, dan wacana adalah produk dari sudut pandang yang berbeda terhadap realitas bahasa dalam konteksnya. Bahasa dapat muncul dalam bentuk strutur, sebagai media interaksi sosial untuk mencapai tujuan tertentu, atau sebagai keseluruhan tutur yang dilandasi dengan cara berpikir sistematis dan logis.
Teks dilihat dari dimensi fisik jelas dapat keberadaannya, dapat dianalisis strukturnya, dan dapat dikenali unsur-unsurnya.  Dilihat dari dimensi abstrak, teks merupakan satuan makna bahasa melekat dalam penggunaanya dalam konteks tertentu. Dilihat dari dimensi proses sosial maka teksbermanka sejajar dengan genre. Jika dilihat dari proses komunikasi dalam penuturan atau pemediaan pikiran secara utuh, maka teks merupakan bermakna sama dengan wacana.
Hasil analisis dari berbagai dimensi tersebut, maka teks memiliki ciri berikut:
  • Memiliki tata organisasi yang kohesif
  • Mengungkapkan makna.
  • Terstruktur pada konteks
  • Dapat dimediakan dalam bentuk tulis maupun lisan (Wiratno).

Langkah Pengembangan Teks
Langkah pengembangan teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan  empat langkah berikut:
  • Membangun Konteks (MK)
  • Membentuk model teks (Pemodelan)
  • Membangun teks bersama-sama (MtB)
  • Membangun teks secara mandiri (MTM)
Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks memiliki implikasi terhadap pelaksanaan pembelajaran tidak terlepas dari teks dalam bentuk lisan maupun tulisan. Proses pembelajaran saintifik menjadi terintegasi dengan empat langkah kegiatan dengan enam M (mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta).
Integrasi khas dalam pembelajaran bahasa Indonesia akan menghasilkan model berikut:
  1. Membangun konteks melalui kegiatan mengamati teks dalam konteksnya dan menanyatentang berbagai hal yang berkaitan dengan teks yang diamatinya. Pada langkah membangun konteks siswa dapat didorong untuk memahami  nilai spiritual, nilai budaya, tujuan yang melatari bangun teks. Pada proses ini siswa mengeksplorasi kandungan teks serta nilai-nilai yang tersirat di dalamnya.  Di sini siswa dapat mengungkap laporan hasil pengamatan untuk bahan tindak lanjut dalam kegiatan belajar.
  2. Membentuk model melalui kegiatan mencoba dan menalar merumuskan model strukur fonologi, gramatikal, leksikal, dan makna teks dibacanya. Pada langkah ini siswa didorong untuk meningkatkan rasa ingin tahu dengan memperhatikan (1)  simbol, (2) bunyi (3) tata bahasa dan (4) makna. Melalui analisis fakta dan data pada teks yang dipelajarinya siswa memperoleh model imbuhan, struktur imkata, frase, klausa, kalimat, maupun paragraf. Semua hal tersebut siswa pelajari pada konteks pemakaiannya. Pada tahapan ini siswa dapat mengeksplorasi jenis teks yang dipelajarinya serta mengenali ciri-cirinya. Proses aktivitas pengenalan bukan sebagai tujuan akhir pembelajaran, melainkan sebagai awal kegiatan untuk mengembangkandaya cipta.
  3. Membangun teks bersama-sama menyusun teks bersama masih dalam kegiatan mencoba,menalar, dan mencipta secara kolaboratif yang dilanjutkan dengan menyaji. Siswa menggunakan hasil mengeksplorasi model-model teks  untuk membangun teks dengan cara berkolaborasi dalam kelompok. Melalui kegiatan ini diharapkan semua siswa  dapat memperoleh pengalaman mencipta teks sebagai dasar untuk mengembangkan kompetensi individu.
  4. Mengembangkan teks secara mandiri dengan titik tekan pada siswa dapat menunjukkan kompetensinya secara individual dalam mencipta. Karena itu, dimensi kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia wajib memenuhi empat langkah dasar, enam langkah mengembangkan keterampilan beraktivitas secara saintifik, dua model  kegiatan koloboratif dan individual, dan berdimesi beraktivitas dan berkarya.
Apakah produk belajar yang diharapkan ?
Hal yang paling penting guru perhatikan adalah menentukan kompetensi yang hendak dicapai yang disesuaikan dengan kebutuhan pada konteks kehidupan masa kini dan pada masa depannya. Target keunggulan pencapaian kompetensi perlu disesuaikan dengan potensi diri siswa, konteks sosial, lingkungan, serta daya dukung sekolah. Keunggulan yang perlu guru perhatikan ialah keunggulan dalam proses beraktivitas dan teks yang dapat siswa wujudkan melalui proses belajar.
Dihubungkan dengan kebutuhan hidup pada abad 21, kecakapan praktis yang perlu siswa kuasai, di antaranya,
Sebelum menentukan indikator kompetensi yang dapat siswa capai, guru perlu memperhatikan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator pencapaian kompetensi serta memperhatikan,  buku guru dan buku siswa sebagai dasar penyusunan RPP.
Indikator kompetensi meliputi;
  1. Pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan secara seimbang.
  2. Keterampilan mengorganisasi data, fakta, atau  informasi yang diperolehnya dari kegiatan melihat, mendengar, merasakan, dan dengan memberdayakan pengetahuan yang sudah dikuasai sebelumnya.
  3. Penguasaan konsep kebahasaan
  4. Terampil berpikir tinggi
  5. Mengembangkan aktivitas secara kolaboratif.
  6. Mengembangkan pengalaman berkarya Menghasilkan karya yang siswa perlukan dalam hidupkan yang nyata.
  7. Variasi model karya dapat dilihat  bahwa semua jenis produk dunia industri disertai pedoman penggunaan atau manual, untuk semua pekerjaan memerlukan panduan, memerlukan format, bahkan mengantar kematian tidak pun masih diperlukan teks keterangan kematian. Teks diperkukan di mana pun.
Pada indikator tercermin nilai-nilai spiritual, nilai budaya, dan nilai sosial yang dapat menjadi dasar pengembangan ahlak, pengetahuan kebahasaan, informasi faktual atau data yang dapat siswa gunakan untuk mengembangkan keterampilan tinggi yang logis dan sistematis, penggunaan bahasa dalam kolaborasi, dan karya dalam bentuk teks
Share this article

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2014 SISTEM KURIKULUM 2013 • All Rights Reserved.
Distributed By Free Blogger Templates | Template Design by BTDesigner • Powered by Blogger
back to top